Ya Samii’u Ya ‘Aliim, Ya Tawwaabu Ya Rahiim
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah khalilullah, sekaligus imam bagi orang-orang yang hanif (selalu berpegang teguh kepada kebanaran dan tak pernah meninggalkannya) dan muwahhid (tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu apapun). Allah memerintahkan kepada khalilurrahman Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam untuk mengikuti millahnya yang lurus, sebagaimana difirmankan dalam Qur’an surat an Nahl ayat 123.
Diantara pentunjuk Nabi ibrahim yang patut kita teladani adalah doa beliau yang Allah firmankan dalam alqur’an surat al Baqarah ayat 127 dan 128.
“Ya Rab Kami terimalah dari Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui, dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Setelah Beramal Sesuai Dengan PerintahNya, Memohon Supaya DiterimaNya
Doa ini didoakan oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail ‘Alaihimassalam ketika mereka berdua sedang melaksanakan perintah Allah untuk membangun ka’bah. Diriwayatkan oleh imam Bukhari rahimahullah dalam shahihnya,
“…Wahai Isma’il, Allah memerintahkanku dengan suatu perintah“. Isma’il berkata; “Lakukanlah apa yang diperintahkan Rabbmu“. Ibrahim berkata lagi; Apakah kamu akan membantu aku?”. Isma’il berkata; “Ya aku akan membantumu”. Ibrahim berkata; “Allah memerintahkan aku agar membangun rumah di tempat ini“. Ibrahim menunjuk ke suatu tempat yang agak tinggi di banding sekelilingnya”. Perawi berkata; “Dari tempat itulah keduanya meninggikan pondasi Baitullah, Isma’il bekerja mengangkut batu-batu sedangkan Ibrahim yang menyusunnya (membangunnya) hingga ketika bangunan sudah tinggi, Isma’il datang membawa batu ini lalu meletakkannya untuk Ibrahim agar bisa naik di atasnya sementara Isma’il memberikan batu-batu’ Keduanya bekerja sambil mengucapkan kalimat do’a; (“Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”. Keduanya terus saja membangun hingga mengelilingi Baitullah dan keduanya terus saja membaca do’a; (“Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”). (QS. Albaqarah 127).
Masyaallah, Nabi ibrahim dengan kedudukannya yang mulia sebagai kekasih ar Rahman, takut bila amalnya ditolak, dan berharap kepada Rabnya supaya menerima amalanya. Ini adalah pelajaran bagi kita semua bahwa kita lebih pantas untuk takut dan berharap kepada Allah, dengan segala kekurangan yang kita miliki, dan ketidak sempurnaan amalan yang kita lakukan, kita seharusnya sangat takut bila Allah menolak amalan kita dan sangat berharap supaya Allah menerimanya.
Begitulah sifat orang-orang mukmin, setelah melakukan amal-amal shaleh, mereka takut bila ditolak dan berharap Allah menerimanya, tidak malah mereasa ta’jub dengan dirinya dan merasa aman dari makar Alah ta’ala.
Dari Abdurrahman bin Sa’id bin Wahab Al Hamdani bahwa Aisyah, istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam tentang ayat ini: “Dan orang-orang yang memberikan apa yang Rabb mereka berikan, dengan hati yang takut, ” (Al Mu’minuun: 60) Aisyah bertanya: Apa mereka orang-orang yang meminum khamar dan mencuri? Beliau menjawab: Bukan, wahai putri Ash Shiddiq, tapi mereka adalah orang-orang yang puasa, shalat dan bersedekah, mereka takut kalau amalan mereka tidak diterima. Mereka itulah orang yang bersegera dalam kebaikan.” (HR. Tirmidzi)
Bertawasul Dengan Asma Allah Yang Husna
Doa yang pertama di akhiri dengan menyebut Asma Allah yang husna, yaitu innaka anta as Samii’u al ‘Aliimu. Dua Nama Allah yang Indah, yang menunjukkan bahwa Allah mempunyai sifat mendengar dan mengetahui, Engkaulah ya Allah yang mendengar segala perkataan kami, yaitu doa-doa yang kami panjatkan, dan Engkaulah ya Allah mengetahui setiap apa yang dirahasiakan dalam hati ini, dari niat ketundukan dan kepatuhan, tiada yang tidak Engkau ketahui dari apa yang ada di hati kami ini.
Begitulah seharusnya seorang mukmin berdoa kepada Allah, yaitu berdoa dengan mengunakan Asma Allah yang husna, sebagaimana diperintahkanNya dalam surat al A’raf ayat 180, walillahi asmaaul husna fad’uuhu biha, “dan milik Allah lah Nama-Nama yang Husna, maka berdoalah dengan menggunakannya.”
Mengakui Kesalahan Dan Mohon Diterima Taubatnya
Semulia apapun manusia, pasti ada kekurangan dan kesalahan yang pernah dilakukannya. Maka kita butuh bertaubat kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan, dan berharap Allah benar-benar menerima taubat kita, yaitu menjadikan kita hambaNya yang menyesal atas dosa dan kesalahan, memberikan kepada kita kemauan yang keras untuk tidak kembali kepada kefasikan dan kekufuran serta memberi kepada kita hidayah irsyad dan taufiq dalam bermal shaleh sesuai dengan kehendakNya dan selaras dengan syariat NabiNya Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.
Innaka anta At Tawwab ar Rahiim, Yang maha Penerima Taubat lagi Maha penyayang kepada hambaNya yang mukmin. Nabi ibrahim mengajarkan kepada kita untuk tepat menggunakan Nama Allah bila kita mempunyai permohonan, seperti doa diatas, memohon taubat dengan menyebut Nama Allah at Tawwab dan ditambah dengan Ar Rahiim. Maha penyayang khusus bagi hambanya yang mukmin, memberikan kasih sayangnya di dunia dengan beramal shaleh dan diakhirat masuk kedalam jannahNya.