Tanda Haji Kita Diterima
Haji, adalah panggilan Allah bagi hamba-Nya yang beriman lagi mampu, setidaknya sekali seumur hidup. Tentu bagi yang diberi rejeki berkesempatan haji, ini merupakan momen yang super istimewa dalam hidupnya. Bagaimana tidak, ia datangi undangan Allah di tempat dan waktu yang disepakati. Selama prosesi itu hati, lisan dan anggota badan senantiasa fokus dan menikmati ‘hidangan’ sebagai tamu Allah. Hidangan yang pastinya menyehatkan hati dan memperbaiki perilaku bagi yang menikmati. Yang diharapkan, saat ia kembali ke tanah air menjadi pribadi yang sehat jiwanya, lebih matang kepribadian baiknya dan lebih rajin ibadahnya. Dan dalam waktu yang bersamaan, ia makin jauh dari dosa dan kemaksiatan.
Baca Juga: Memakai Obat Penunda Haid Saat Haji dan Umrah
Imam Hasan al-Bashri menjelaskan indikasi keberhasilan haji seseorang, “Haji mabrur adalah pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat.” Beliau juga mengatakan, “Tandanya adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan sebelum haji.” Senada dengan beliau, Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan, “Dikatakan bahwa tanda diterimanya haji adalah meninggalkan maksiat yang dahulu dilakukan, mengganti teman-teman yang buruk menjadi teman-teman yang baik, dan mengganti kegiatan-kegiatan yang melalaikan menjadi majlis dzikir dan kesadaran.”
Tapi bagi yang tidak berhaji tahun ini, jangan sampai lupa bahwa hakikatnya ia juga mendapat undangan dari Allah, bahkan lima kali dalam sehari. Agar ia datang di tempat dan waktu yang telah ditetapkan. Bagaimana kita mimpi mendatangi undangan Allah ke tempat yang jauh, biaya yang besar, antri yang lama sementara kita abaikan panggilan ke tempat yang dekat, murah dan mudah.
Dituntut pula kita fokus dan khusyuk saat menjadi tamu Allah di lima waktu. Pun juga diharapkan sepulang dari ‘bertamu’ kita kepada Allah akan tampak bekas yang dibawa. Dan bekas yang paling tampak dari shalat adalah hendaknya ia meninggalkan dosa dan maksiat. Sebagaimana firman Allah,
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. al-Ankabut: 45)
Maka jika kita dapati diri begitu mudah terjerumus ke dalam maksiat, kurang peka terhadap dosa dan berkali-kali melanggar syariat-Nya, kita periksa kembali shalat kita, karena pasti ada yang tidak beres padanya.
Baca Juga: Haji dan Jihad Syariat Sampai Hari Kiamat
Sebagaimana pengharapan utama setelah mendatangi undangan Allah yang seumur hidup sekali, dan yang lima kali sehari adalah terhapusnya dosa dan maksiat, maka itu pula yang kita harapkan saat kita dipanggil untuk terakhir kali. Yakni ketika Allah memanggil kita di sisi-Nya, takkan kembali lagi ke dunia, semoga dalam keadaan baik dan bersih dari noda dan dosa. Agar masuk dalam bilangan orang yang difirmankan Allah, “(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salamun ‘alaikum (keselamatan sejahtera bagimu)”, masuklah ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. An Nahl: 32)
Aamiin.
Oleh: Abu Umar Abdillah
Tema Lainnya: Haji, Shalat, Ibadah
Pingback: MAJALAH_HUJJAH