Para Pendusta
Ada saja berita terbaru yang menginformasikan seseorang yang mengaku sebagai nabi dan mengajak kepada manusia untuk mengakuinya. Belum lama ada al qiyadah islamiyah dan gavatar, kemudian baru baru ini muncul di jombang seorang lelaki yang mengklaim dirinya sebagai representasi nabi Isa dan sudah memiliki pengikut. Para pengikutnya mengimani bahwa anak dari orang yang ‘mengaku nabi’ ini adalah imam mahdi.
Ketika tidak bisa dibodohi dengan mengaku sebagai nabi terakhir karena nabi terakhir adalah Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam, maka syitan mencoba mengalihkan dengan syubhat mengaku sebagi nabi yang terakhir akan turun di akhir zaman, yaitu Nabi Isa ‘alaihissalam.
Baca Juga: Syirik, Mengharap Syafaat Peroleh Laknat
Up datenya berita orang yang mengaku nabi merupakan tanda kebenaran Nabi Kita Muhammad shallallahu’alaihi wasallam, sebagai nabi yang terakhri diutus oleh Allah dan penutup dari seluruh Nabi dan rasul. Beliau bersabda :
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَنْبَعِثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ
“Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul Dajjal Dajjal pendusta, jumlah mereka kurang lebih tiga puluh orang dan semuanya mengaku sebagai utusan Allah.” (HR. Bukhari)
Sabda Rasulullah ini bukanlah menjadi dalil bolehnya mengaku menjadi Nabi atau sebagai utusan Allah, ini merupakan fitnah yang akan melanda hingga akhir zaman yang setiap muslim harus menepis fitnah ini dan tidak mengikuti para pendusta pengaku nabi.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Abu Daud
“ Tidak akan datang kiamat hingga sebagian dari umatku menjadi musyrik dan menyembah berhala, sesungguhnya akan ada para pendusta dalam umatku, jumlah mereka tiga puluh orang, semuanya mengaku bahwa dirinya adalah Nabi. (padahal) aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku.” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud)
Dan akhir dari para pendusta pengaku nabi ini adalah dajjal sebagaimana terdapat dalam riwayat Imam Ahmad
“Demi Allah, tidak akan terjadi kiamat hingga munculah tiga puluh pendusta dan yang paling terakhir di antara mereka adalah si celek (picek) Dajjal..” (HR. Ahmad)
Baca Juga: Dusta Direngkuh Malang Ditempuh
Bila telah muncul dajjal maka Allah akan menurunkan Nabi Isa ‘alaihissalam, bukan kemudian mengirim cahaya yang masuk pada diri seseorang kemudian menjadi representatif dari Nabi Isa ‘alaihissalam, bahkan bila hari ini ada orang yang mengaku menjadi nabi Isa seharusnya seorang muslim sudah bisa mengetahui bahwa ia adalah pendusta dan bukan malah mengikutinya.
Karena, orang yang hari ini mengaku menjadi nabi isa adalah orang yang dilahiran dari hubungan bapak dan ibu sedangkan Nabi Isa ibnu maryam adalah Manusia pilihan yang diciptakan Allah terlahir dari Ibu mulia tanpa bapak. Dan Allah yang akan menurunkan dari langit bukan dimunculkan dari sosok manusia pada hari ini.
Dalam riwayat imam Muslim, Setelah Rasulullah menyebutkan sifat sifat dajjal, beliau bersabda : “tiba-tiba ‘Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih dengan mengenakan dua baju berwantek za’faran seraya meletakkan kedua tangannya diatas sayap dua malaikat, bila ia menundukkan kepala, air menetas dan bila ia mengangkat kepala keringat bercucuran seperti mutiara, tidaklah orang kafir mencium bau dirinya kecuali mati dan bau nafasnya sejauh matanya memandang. Isa mencari Dajjal hingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya.
Coba dicocokkan mana yang sama, tidak ada sedikitpun yang cocok? Maka bagaimana orang bisa mengaku menjadi Nabi Isa dan bagaimana bisa orang-orang mengikutinya?
Baca Juga: Kisah Pasangan Harmonis yang Paling Tragis
Dari sejak zaman Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan sepeninggal beliau sudah ada orang orang yang mengku mandapat wahyu, misalanya musailamah al kadzzab yang hidup di masa Nabi, yang ia membacakan wahyunya kepada ‘Amr bin ‘ash yang ketika itu belum masuk islam. ketika ditanya oleh musailamah bagaimana menurutmu (tentang wahyu yang barusan dibacakannya), maka spontan ‘Amr bin ‘Ash yang belum masuk Islam pun menjawab, “demi Allah, sesungguhnya engkau pasti tahu, dan akupun mengetahui kalau engkau adalah pendusta.” (tafsir ibnu katsir surat al ‘ashr)
Disebutkan dalam kitab aunul ma’buud, 8/10. Ibnu Abbas pernah ditanya, “Wahai Ibnu Abbas, sesungguhnya Al-Mukhtar bin Abi Ubaid mengaku bahwa tadi malam dia mendapatkan wahyu.” Ibnu Abbas berkata, “Dia benar.” Abu Zumail yang saat itu berada di dekat Ibnu Abbas langsung tersentak. Dia bangun dan berkata, “Ibnu Abbas mengatakan Al-Mukhtar benar telah mendapatkan wahyu?”
Kata Ibnu Abbas, “Sesungguhnya wahyu itu ada dua macam; wahyu dari Allah dan wahyu dari setan. Wahyu Allah diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu’alaihi wasallam. Sedangkan wahyu setan diturunkan kepada kawan-kawannya.” Lalu, Ibnu Abbas pun membaca ayat, “Sesungguhnya setan itu memberikan wahyu kepada kawan-kawannya untuk membantah kalian.” (QS. Al-An’am: 121).
Menjadi kelaziman bagi setiap muslim untuk mempelajari agamanya dengan benar, mendapatkan aqidahnya dari kitabullah dan sunnah rasulullah yang shahih, bukan dari perkatan orang dan kabar burung. Supaya tidak mudah terkena syubhat yang hari ini datang seperti gulungan ombak lautan yang terus bergerak dan tidak berhenti. Nasalullaha al ‘afiyah was salamah..