Bubarkan Kajian, Cara Setan Lumpuhkan Lawan
Beberapa hari kemarin, ada sebuah kajian di daerah Sidoarjo Jawa Timur, yang mendatangkan pengisi kondang asal ibu kota. Tak disangka, kajian tidak bisa dilanjutkan dan terpaksa berhenti di tengah waktu lantaran ada segerombolan orang dari sebuah ormas besar Islam yang tidak sependapat dengan isian beliau. Mereka menyangkakan si Ustadz gemar mengkritisi perkara khilafiyah dan dituduh menganut paham Wahabi yang ekstrim dan tidak toleransi (menurut mereka).
Setelah berunding dengan polisi sebagai penengah dalam perkara tersebut tidak menemukan jalan keluar, dan mereka bersikukuh untuk membubarkan kajian itu, akhirnya Ustadz pengisi mengalah dan mengakhiri kajian beliau yang saat itu menyampaikan materi tentang keluarga sakinah.
Kurang lebih seperti diatas kronologis pembubaran kajian di sidoarjo kemarin, yang juga sempat mengisi timeline beberapa media dengan judul “pembubaran Kajian Ustadz Wahabi.” Sangat disayangkan sikap yang diambil oleh ormas tersebut. Membubarkan kajian dengan meneriakkan shalawat keras-keras di depan masjid padahal kajian baru berlangsung.
Baca Juga: Nasib Sial Karena Karma
Perbedaan pendapat seringkali menghiasai agama ini dengan diskusi yang halus dan bermartabat, akan tetapi kali ini perkara tersebut seolah-olah dikesampingkan oleh beberapa orang. Akhirnya yang terjadi adalah cek-cok dan permusuhan diantara kaum muslimin.
Demikianlah cara setan menggoda orang yang beriman. Setan lelah dan putus asa untuk mengganggu pribadi mereka, maka langkah yang diambil adalah mengganggu orang-orang yang jarang berdzikir dan acuh pada agama ini kemudian membenturkannya. Sebagaimana sebuah riwayat dari sahabat Ibnu Mas’ud beliau berkata, “Sesungguhnya setan mengelilingi orang-orang yang berdzikir untuk membuat fitnah, tapi tidak kuasa untuk membubarkan mereka. Maka dia mendatangi sekelompok orang yang hanya mengingat dunia, lalu dia memprovokasi antarmereka hingga terjadi saling bunuh membunuh, lalu berdirilah orang-orang berdzikir untuk melerai mereka, dengan demikian bubarlah mereka dari majlis dzikir.”
Hari ini syubhat itu benar-benar terjadi. Antara muslim satu dengan yang lain saling menyerang, saling menjatuhkan dan saling memfitnah. Ustadz A berkata bahwa hal ini bid’ah, hal demikian haram tanpa melihat siapa audiensnya. Ustadz B bilang mengangkat pemimpin kafir tidak masalah selagi adil dan tidak korupsi. Seolah kambing diadu dengan kambing sejenisnya. Kaum muslimin diadu dan dibenturkan dengan saudara seagama. Cara keji yang dilakukan setan untuk mematahkan kekuatan Islam. Mungkin dunia sedang menghinggapi hati dan keimanan kita sehingga setan mudah memprovokasi kita.
Hiruk-pikuk dunia seringkali melenakan kita dari berdzikir kepada Allah. Iming-iming jabatan, upah dan insentif seringkali mengganggu keyakinan kita, yang pada akhirnya kita akan menjadi hamba dunia. Saat dunia sudah menguasai kita, maka rasa membela kepada agama akan luntur apalagi untuk membela saudara seakidah kita. Yang akhirnya kita akan dibenturkan setan dengan saudara kita sendiri, kita mengolok-olok perjuangan mereka, menjatuhkan martabat mereka, membuat fitnah dan menyebar berita-berita dusta tentang mereka.
Begitulah setan teramat pandai untuk mengatur strategi, ketika strategi A gagal, ia segera mengambil inisiatif dan membuat strategi B dan seterusnya sampai korbannya jera dan kapok untuk berdzikir kepada Allah. saat itulah seseorang akan berdzikir kepada dunia. Wallahu A’lam