Agar Didoakan Tujuh puluh ribu malaikat
Sakit adalah merupakan ujian dari Allah. Dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa yang telah dikerjakan seorang hamba.
Pernah Rasulullah saw menjenguk Ummu Saib atau Ummul Musayyib ra, beliau bersabda, “Apa yang terjadi denganmu wahai Ummu Saib atau Ummul Musayyib sehingga engkau gemetar?” Beliau menjawab, ”Demam, semoga Allah tidak memberkahinya.” Rasulullah bersabda, “Janganlah engkau mencela demam, sesungguhnya demam itu melenyapkan kesalahan-kesalahan anak Adam sebagaimana bara api menghilangkan karat besi.” (HR. Muslim)
Amalan Ringan Berpahala Besar
Keadaan orang yang sakit biasanya labil. Kadang hatinya bisa tegar dan sabar menghadapi pedihnya sakit yang diderita sehingga lisannya bisa khusyu’ berdzikir, mengingat Allah ta’ala. Namun kadang ada perasaan khawatir dan cemas yang berlebihan, khawatir penyakitnya tidak bisa sembuh sehingga berujung dengan kematian. Kadang merasa sedih karena tidak bisa bekerja dan menjalankan aktivitas secara normal sebagaimana biasanya. Kadang juga merasa kesepian disaat tidak ada yang datang untuk menjenguknya meski sebentar, sekedar menghibur hatinya. Bahkan rasa suudhan kadang muncul dengan tiba-tiba, kenapa Allah memberikan ujian yang begitu berat padanya padahal ia tergolong orang yang taat beribadah pada-Nya, kenapa musibah tersebut tidak ditimpakan kepada orang lain saja, yang bergelimang dengan kemaksiatan.
Saat-saat seperti itu sebenarnya teman, tetangga atau kerabat sangat dianjurkan untuk menjenguk si sakit. Saat dikunjungi, akan muncul perasaan dan kesan pada si sakit bahwa ia diperhatikan orang-orang disekitarnya, dicintai, dan diharapkan segera sembuh dari sakitnya. Hal ini dapat menentramkan hati si sakit dan menghilangkan kecemasan dan kekhawatirannya yang berlebihan. Menjenguk orang sakit juga dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dan sugesti dari pasien, sehingga hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam jiwanya untuk melawan sakit yang dialaminya. Dalam dirinya ada energi hebat untuk sembuh.
Menjenguk orang sakit merupakan amalan mulia, terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar, dan merupakan salah satu hak setiap muslim terhadap muslim lainnya.
“Hak seorang muslim atas muslim yang lainnya ada enam.” Kemudian ditanyakan, “Apa saja itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Jika bertemu ucapkanlah salam, jika diundang maka penuhilah, jika dimintai nasehat maka berilah nasehat, jika bersin lalu memuji Allah maka doakanlah, jika sakit maka jenguklah dan jika meninggal maka ikutilah penguburannya.” (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ، وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الجَنَّةِ
“Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lain pada pagi hari melainkan 70.000 malaikat akan bershalawat (memohonkan ampunan) baginya sampai sore hari. Jika menjenguk pada sore hari maka 70.000 malaikat akan bershalawat baginya sampai pagi hari. Dia pun berhak untuk memiliki buah-buahan yang dipetik di surga.” (HR.Tirmidzi)
Meskipun Ringan Penyakitnya
Hadits diatas menyuruh dan mengajurkan untuk menjenguk orang sakit, baik yang sakit tersebut anak kecil maupun dewasa, dari kaum laki-laki maupun wanita, terpelajar atau bukan, miskin maupun kaya, orang kota maupun desa, pejabat maupun rakyat jelata, sakitnya ringan maupun berat. Tidak ada perbedaan.
Seringkali sebagian kita hanya merasa perlu menjenguk teman, saudara, atau kenalan yang sakit; jika sudah masuk rumah sakit. Jika hanya terbaring di rumah meskipun lama, tidak ada yang mau menjenguknya. Apalagi jika penyakit tersebut digolongkan penyakit ringan. Padahal Nabi saw menjenguk salah seorang sahabatnya yang hanya sakit mata. Sakit mata biasa, bukan sejenis kebutaan atau penyakit mata berat lainnya!
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Mengenai menjenguk orang yang sakit mata, bahkan ada hadits khusus yang membicarakannya, yaitu hadits Zaid bin Arqam, dia menceritakan, ‘Rasulullah saw menjenguk saya karena saya sakit mata.”
Persingkat Kunjungan
Hendaknya kita memperhatikan waktu ketika menjenguk orang sakit. Jangan sampai terlalu lama, karena hal ini bisa membebani bahkan menambah penderitaan si sakit ataupun keluarganya.
Ibnu Thawus mengatakan bahwa ayahnya pernah berkata, ‘Sebaik-baik kunjungan kepada orang sakit ialah yang paling singkat.’
Namun, apabila si sakit suka berlama-lama dengan penjenguknya, dan ingin dikunjungi sesering mungkin serta tidak menyebabkan penyakitnya semakin parah, maka sebaiknya keinginan tersebut dikabulkan oleh si penjenguk. Sebab, hal ini berarti memberikan kegembiraan dan dukungan moral kepada si sakit.
Doakan
Jangan lupa, hendaknya orang yang membesuk mendoakan orang yang sakit. Dengan didoakan akan muncul rasa sugesti pada diri si sakit untuk segera sembuh. Hatinya pun bahagia karena ada orang lain yang juga berharap kesembuhannya.
Rasulullah saw pernah menjenguk sebagian keluarganya yang sakit lalu beliau mengusap si sakit dengan tangan kanannya sambil membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ، أَنْتَ الشَّافِيْ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاءُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah, Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau adalah Dzat yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain.” (Muttafaqun ‘alaih)
Atau doa pendek:
لاَ بَأْسَ طَهُورٌ اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ
“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu dari dosa-dosa, Insya Allah.” (HR. Bukhari).
Hikmah dan pahala yang begitu besar dari amalan ringan ini teramat sayang kita lewatkan hanya karena merasa sibuk dengan urusan dunia. Sesibuk apapun kita tidaklah lebih sibuk dari Rasulullah saw, teladan kita yang selalu meluangkan waktunya untuk menjenguk sahabatnya.
Jika tujuh puluh ribu malaikat telah siap mendoakan kita, akankah kita lewatkan begitu saja? Wallahul musta’an.