Momentum Persaudaraan dan Optimisme Kebangkitan
Berkumpulnya kaum muslimin di Monas pada 2 Desember 2017 silam menumbuhkan optimisme bahwa kaum muslimin bisa bersatu. Kaum muslimin adalah satu kesatuan umat, meski mereka memiliki pemahaman yang beragam dengan pilihan madzhab. Sebab Rabb mereka satu, Nabi mereka adalah satu, dien mereka satu, kiblat mereka satu, pedoman hidup mereka satu, dan tujuan hidup mereka satu.
Ikatan yang mengumpulkan mereka semoga adalah ikatan yang kokoh dan kuat yaitu ikatan iman. Sehingga mereka betul-betul menjadi kesatuan yang kokoh. Sebab masyarakat yang tidak terorganisasi menyimpan kerapuhan; kekuatannya terpecah, sinyal emosinya berbeda sehingga melakukan tindakan-tindakan yang tidak terkoordinir dan menurut perpektif masing-masing.
Bertemunya fisik hanya simbolis yang tak menghasilkan amal nyata. Keunggulan individu mengalami disfungsi alih-alih menjadi solusi. Masing-masing muncul dan merasa benar sendiri, bahkan bisa saling melumpuhkan satu sama lain. Keberagaman dalam bingkai ahlus sunnah yang seharusnya saling mengokohkan, “kal bunyanin,” seperti sebuah bangun justru menjadi sumber perpecahan. Yang mutaghayirat dianggap tsawabit, dan sebaliknya. Ikatan iman adalah prasyarat utama persatuan. Dalam ikatan iman tak ada sekat warna dan kasta.
Baca Juga: Maraknya Tren Membeda-bedakan Ulama & Ustadz
Maka persatuan adalah hal pertama yang dilakukan Nabi di Madinah. Taakhi, mempersaudarakan dalam ikatan iman. Ikatan iman telah berhasil menyatukan berbagai kabilah bangsa Arab yang semula terjebak dalam perang saudara tiada ujung. Dalam masyarakat yang dibangun oleh Rasulullah keunggulan individu terwadahi dan meledaklah potensi besar dari masing-masing individu.
Maka setelah persatuan, yang mesti dilakukan selanjutnya adalah mendistribusikan pekerjaan yang harus dilakukan dalam rangka mencapai cita-cita luhur, masyarakat yang baldatun thayibatun wa rabbun ghafur. Distribusi pekerjaan ini hanya bisa terlaksana manakala masyarakat memiliki kerendahan hati yang memadai untuk dapat bekerjasama dan saling memahami satu sama lain. Wallahu a’lam.
Oleh: Muhtadawan Bahri/Biah
Ingin berlangganan Majalah Islami yang bermutu dan bermuatan artikel menarik? Hubungi Keagenan Majalah ar-risalah terdekat di kota Anda, atau hubungi kami di nomer: 0852 2950 8085
Pingback: Majalah Islam Arrisalah|Majalah Muslim Arrisalah