Mukjizat Di Sebuah Parit
Setengah tahun berlalu sejak pengusiran Bani Nadhir, suasana damai menyelimuti Madinah. Dalam kondisi demikian, Rasulullah memfokuskan diri untuk memperbaiki tatanan hidup masyarakat Madinah.
Suasana damai tersebut tak disukai oleh orang-orang Yahudi yang terusir dari Madinah. Sebelumnya di Madinah terdapat tiga kabilah besar Yahudi, Bani Qainuqa’, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah. Bani Qainuqa’ dan Bani Nadhir diusir dari Madinah dan menetap di Khaibar.
Tak senang melihat kaum Muslim hidup dalam ketenangan, mereka pun merencanakan makar, mengajak kabilah-kabilah yang membenci Islam untuk bersatu memerangi Rasulullah dan kaumnya. Mereka mendatangi Kaum Quraisy dan kabilah-kabilah lain untuk menggalang kekuatan menyerang Madinah. Hingga terkumpullah sekitar sepuluh ribu lebih pasukan untuk menggempur Madinah.
Informasi ini pun sampai kepada Rasulullah, Beliau segera memanggil para sahabat untuk bermusyawarah menghadapi serbuan tersebut. Dalam musyawarah, Salman al-Farisi mengusulkan idenya, “Wahai Rasulullah, dulu jika kami orang Persia dikepung musuh, kami membuat parit di sekitar kami.”
Baca Juga: Penentuan Strategi Perang
Rencana dari Salman al-Farisi pun disetujui Rasulullah. “Mari kita gali parit di sekeliling Madinah. Kita akan bertahan di dalam kota dan memerangi mereka. Kita pun akan mencari tempat yang aman untuk anak-anak, wanita, dan orang tua.” Seru Rasulullah.
Persiapan perang segera dilakukan. Orang-orang munafik Madinah melarikan diri ke pegunungan sekitar Madinah. Sementara orang-orang tua, wanita, dan anak-anak diungsikan ke tempat yang aman.
Para sahabat mulai melakukan penggalian parit di bawah komando Rasulullah . Panjang parit membentang dari bagian barat sampai bagian timur sekitar 5 km, lebar parit sekitar 4 meter, dalamnya sekitar 4 meter. Tanah galiannya disimpan di arah Madinah, sehingga menjadi pelindung.
Rasulullah saw menugaskan setiap 10 orang menggali 40 hasta. Beliau ikut menggali parit, tidak duduk santai di tenda yang nyaman, tidak pula diam dalam kamar istimewa. Pada pagi yang amat dingin Rasulullah menggali parit bersama dengan sahabat Muhajirin dan Anshor. Beliau tahu bahwa mereka mengalami keletihan yang luar biasa dan perut mereka kosong. Oleh karenanya Beliau berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya kehidupan yang lebih baik adalah kehidupan akhirat. Maka ampunilah orang-orang Muhajirin dan Anshor.”
Seorang sahabat, Jabir bin Abdullah, merasa iba melihat Rasulullah yang terus menggali meskipun dalam keadaan lapar. Akhirnya ia memerintahkan istrinya untuk menyembelih dan memasak seekor kambing untuk dihidangkan pada Rasulullah. Jabir berbisik kepada Rasulullah untuk datang ke rumahnya sendiri saja, tetapi Beliau justru mengajak semua yang sedang menggali parit. Atas izin Allah, semua mendapat jatah makanan sampai semua kenyang, bahkan masih ada sisa daging untuk keluarga Jabir bin Abdullah.
Ketika menggali parit, para sahabat menemukan batu yang sangat keras. Setiap sahabat yang kuat maju untuk menghancurkan batu tersebut, namun batu itu tetap tak hancur juga. Para sahabat pun melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah. Beliau pun datang, mengambil cangkul dan berucap, “Bismillah. .”
Hantaman yang pertama Beliau berkata, “Allah Maha Besar, aku diberi kunci-kunci Syam. Demi Allah, aku benar-benar bisa melihat istana-istananya yang bercat merah saat ini.”
Lalu Rasulullah menghantam untuk kedua kalinya bagian batu yang lain. Bongkahan batu tersebut kembali hancur. Rasulullah berkata, “Allah Maha Besar, aku diberi kunci-kunci Persia. Demi Allah! Saat ini pun aku dapat melihat istana Mada’in yang bercat putih.”
Kemudian Beliau menghantam untuk ketiga kalinya, “Allah Maha Besar. Aku diberi kunci-kunci Yaman. Demi Allah! Dari tempatku ini aku bisa melihat pintu-pintu gerbang Shan’a.”
Inilah mukjizat. Batu yang tidak bisa dihancurkan oleh para sahabat, bisa dihancurkan oleh Rasulullah sampai hancur lebur menjadi pasir. Dan dalam keadaan sulit seperti itu, Allah memberi kabar gembira, kabar kemenangan bahwa Syam akan dikuasai oleh kaum Muslim, juga Romawi akan berada di bawah kekuasaan Islam, demikian pula dengan negeri Yaman. (Redaksi/Tarikh Islam)
Tema Lainnya: Tarikh Islam, Pahlawan Islam, Dunia Islam