Dosa Itu Kini Tumbuh Besar
Sebagai manusia, kita terkesan biasa melihat hal-hal kecil dan remeh dalam hidup kita. Kita tidak terlalu memikirkan apalagi mengkaji hal tersebut, karena pikiran kita mengenai hal tersebut adalah hal yang tidak penting dan tidak tidak memberi keuntungan. Begitu juga sebagian kaum muslimin memandang remeh perkara dosa kecil.
Abu Hamid al-Ghazali mengungkapkan, “Dosa adalah ungkapan untuk segala pelanggaran terhadap perintah Allah denga berbuat jahat dan meninggalkan yang wajib.” Adapun dosa kecil menurut para Ulama adalah : “Dosa yang tidak sampai pada ukuran dosa besar yang terkecil atau dosa yang pelakunya tidak dikenakan Hadd (Hukuman dunia) atau wa’id (ancaman siksa akhirat).”
Namun jangan pernah meremehkan dosa-dosa kecil. Dosa kecil yang luput dari perhatian kita, akan tumbuh terakumulasi menjadi dosa besar. Faktor-faktor penyebabnya adalah,
1.Apabila dilakukan dengan konsisten dan terus-menerus. Oleh sebab itu para ulama sepakat, “Tidak ada namanya dosa kecil apabiladilakukan dengan terus-menerus. Dan tidak ada namanya disa besar bila diiringi dengan taubat.”
2.Ada unsur meremehkan. Sesungguhnya perbuatan dosa itu apabila dianggap berat oleh hamba, akan menjadikannya kecil di sisi Allah. namun sebaliknya, apabila diremehkan ia akan menjadi besar di sisi Allah. karena anggapan sebuah dosa sebagai dosa yang besar berpangkal dari hati yang benci kepadanya dan berupaya menghindarinya.
3.Apabila seorang hamba merasa senang melakukannya. Jika rasa senang telah mendominasi pada diri seseorang, maka menjadi besarlah dosa itu dan besar pula pengaruhnya untuk menghitamkan hati. Sesungguhnya dosa-dosa itu membinasakan. Apabila seorang hamba terjerumus pada semua bentuk dosa dan pelanggaran, setan berhasil menggiringnya ke arah lembah hitam. Hendaklah ia segera sadar bahwa dirinya telah dikalahkan setan dan dirinya semakin jauh dari Allah.
4.Apabila dosa dilakukan terang-terangan. Yaitu jika seseorang menyebut dan menceritakan kepada orang banyak tentang perbuatan dosa atau kemaksiatan yang ia perbuat. Dampak perbuatan ini adalah menimbulkan dan mengundang hasrat orang lain yang mendengarnya, sehingga tertarik untuk untuk menirunya. Jadilah dua macam dosa terkumpul menjadi satu yang konsekwensinya pun lebih berat.
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf. (QS. at-Taubah: 67).
Sebagian Ulama salaf berpendapat: Tidak pernah seorang hamba itu melanggar kehormatan seseorang paling besar daripada menolong saudaranya melakukan maksiat dan memudahkan jalan maksiat kepadanya.