Agar Iman Tak Goyah Di Zaman Fitnah
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Zaman ini adalah zaman fitnah. Zaman yang penuh ujian bagi hati dan pikiran. Ada beragam jenis fitnah siap mengombang-ambingkan manusia dalam kebingungan.
Apa itu fitnah? Fitnah dalam bahasa Arab memiliki makna bala’ dan ujian. Ujian bagi hati dan pikiran. Fitnah bagi hati, wujudnya adalah fenomena-fenomena yang menguji kekuatan iman dan ketakwaan. Saking banyaknya, serasa hampir mustahil bisa mempertahankan iman tetap utuh dari hari ke hari. Pasti akan ada hari di mana iman kita sedikit tergores, tergerus atau bahkan hampir terampas dari hati.
Ambil contoh, fitnah berupa makin mudahnya wanita dan lelaki yang mengumbar aurat. Ibarat memalingkan muka dari aurat di depan mata, mata kita akan tetap terbentur pada aurat lain saat menghadap ke belakang. Beberapa masa yang lalu, yang hidup di pedesaan masih bisa selamat dari hal ini. Tidak seperti orang kota yang menyaksikannya saban hari. Akan tetapi, lihatlah, hari ini orang desa sudah mengikuti orang kota, bukan pekerjaannya, tapi cara mengumbar auratnya.
Fitnah minuman keras. Mendapatkan minuman keras bukanlah hal sulit. Beberapa waktu lalu, minuman keras bahkan disediakan di swalayan-swalayan kecil. Tidak sulit pula mendapatkannya di diskotek, klub malam atau tempat-tempat hiburan lain. Parahnya lagi, tempat-tempat tersebut justru seringkali dilindungi oknum aparat. Akibatnya, saat ada sebagian kaum muslimin yang melakukan amar makruf nahi mungkar justru merekalah yang ditangkap sementara penjual miras dibiarkan bebas.
Belum lagi jika fitnah berupa makin merajalelanya homoseksual, lesbian dan penyakit-penyakit seksual lain yang hari ini justru minta diakui. Maraknya transaksi ribawi yang sangat menggiurkan, mudahnya melakukan penipuan dalam jual beli karena hari ini jual beli dilakukan secara online dan fitnah-fitnah penguji iman yang lain.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Fitnah yang tak kalah berbahaya adalah fitnah yang menguji pikiran. Menguji kecerdasan sekaligus kebijaksanaan kita sebagai muslim. Fitnah yang mengharuskan kita lebih jeli dan teliti sebelum bertindak. Mengapa? Karena jika kita salah dalam bertindak, bukan hanya kita yang bisa terkena akibatnya tapi juga saudara-saudara muslim kita.
Salah satu contoh fitnah ini adalah makin banyaknya penyebaran berita bohong. Orang jaman sekarang menyebutnya hoax. Hoax adalah berita dusta yang disebar melalui berbagai media; facebook atau whatsapp, situs internet dan juga televisi.
Sebagian besarnya adalah berita-berita bohong tapi heboh yang menarik untuk disebarkan dan sebagian lain adalah berita nyata tapi dibesar-besarkan. Hoax dan berita-berita tidak jujur semacam ini berseliweran setiap waktu di handphone, komputer dan media berita lainnya. Hoax berbahaya karena isinya mampu menyesatkan pikiran, memprovokasi tindakan negatif, adu domba atau menjatuhkan nama baik orang lain.
Berita-berita hoak semacam ini menjadikan kita sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Kita juga sulit membedakan mana yang jujur dan mana yang dusta. Fenomena ini persis seperti yang disampaikan Nabi Muhammad ribuan tahun silam,
إِنَّهَا سَتَأْتِي عَلَى النَّاسِ سِنُونَ خَدَّاعَةٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
“Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Para pendusta dipercaya sedangkan orang jujur dianggap berdusta. Penghianat diberi amanah sedangkan orang yang amanat dituduh khianat. Dan pada saat itu, para Ruwaibidhah mulai angkat bicara. Ada yang bertanya, ‘Siapa itu Ruwaibidhah?’ Beliau menjawab, ‘Orang dungu yang berbicara tentang urusan orang banyak (umat).” (HR. Ahmad, Shahih)
Bayangkan, satu berita hoak bisa membuat kita memilih pemimpin yang salah, membenci orang yang baik, memusuhi seorang ulama, ikut-ikutan memfitnah dan membenci kaum muslimin, ikut memihak para penjahat dan membenci pembela kebenaran, merasa khawatir atau takut berlebihan dan lain sebagainya.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Untuk menangkal fitnah pertama yaitu fitnah hati dan iman, hendaknya kita memperbanyak istighfar dan berusaha meningkatkan ketakwaan. Godaan iman yang setiap hari menerjang sangat sulit dihindari. Kita tidak mencari, tapi fitnah itu datang sendiri. Tanpa istighfar dan melakukan amal penambah iman yang lain, iman kita akan seperti tanah di pinggiran sungai yang saban hari dihantam arus deras.
Adapun unutk menangkal fitnah kedua, hendaknya kita renungi nasihat dari Banu Mas’ud berikut:
إِنَّهَا سَتَكُوْنُ أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَات فَعَلَيْكُمْ بِالتُّؤَدَةِ ، فَإنَّكَ أَنْ تَكُوْنَ تَابِعًا فِي الْخَيْرِ، خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَكُوْنَ رَأْسًا فِي الشَّرِّ
“Sesungguhnya akan ada hal-hal syubhat (membuat ragu). Maka, wajib bagi kalian untuk berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam bertindak. Sungguh, apabila engkau menjadi pengikut suatu kebaikan, itu lebih baik daripada engkau menjadi pemimpin suatu keburukan.”
Ya, benar. Berhati-hati. Jangan mudah percaya terhadap semua berita yang terlihat heboh. Jangan mudah tersulut oleh berita yang provokatif. Jangan pula mudah teprengaruh oleh berita yang menyudutkan Islam, mendeskreditkan ulama dan tokoh-tokoh umat juga berita-berita yang memojokkan Islam.
Jangan pula mudah menyebarkan berita tanpa mengecek sumbernya. Membagikan berita memang semudah menekan jempol pada handphone, tapi pertanggungjawabannya akan sangat sulit. Kita akan menjadi bagian dari mata rantai penyebaran hoak, dusta, fitnah dan provokasi. Jika ada saudara kita, ulama kita atau umat Islam yang terkena dampak buruk suatu hoak, kita akan turut dimintai pertanggungjawaban.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Oleh karenanya, kehati-hatian adalah jalan paling selamat. Fitnah yang bertebaran hari ini sudah menjadi ketentuan ilahi. Kita tidak bisa mengubahnya. Hal yang bisa kita lakukan adalah berhati-hati. Berhati-hati menjaga iman, berhati-hati menjaga sikap, berhati-hati menjaga lisan dan berhati-hati menjaga jemari. Semoga dengan begitu, kita bisa selamat dari fitnah.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُهُ يَغْفِرْلَكُمْ إِنَِّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْن، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِمَامُ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Pingback: Khutbah Jumat: Belajar Syukur dari Lelaki Buntung
Pingback: Jika Dosa Berbau, Bagaimana Mungkin Orang Mendekatinya