Pelanggaran Janji Yahudi Madinah
Sejak awal membentuk masyarakat Madinah, Rasulullah sudah mengantisipasi pecahnya konflik diantara kelompok-kelompok masyarakat Madinah. Rasulullah membentuk persaudaraan antara kaum Anshar dan Muhajirin, mengadakan perjanjian damai dan kerjasama dengan kaum Yahudi, yang kemudian dikenal dengan Piagam Madinah.
Tetapi dengan kemenangan pasukan Muslim di perang Badar, membuat kekhawatiran kaum Yahudi atas melemahnya eksistensi mereka semakin besar. Yahudi Madinah memilih mengikuti moyang mereka yang melumuri tinta sejarah dengan pengkhianatan dan pelanggaran janji. Baik secara diam-diam maupun terang-terangan, mereka mulai memusuhi Muslimin Madinah.
Tipu Daya Orang Yahudi
Syais bin Qais adalah seorang tokoh Yahudi Madinah yang sudah renta, dia sangat membenci dan dengki terhadap kaum Muslim. Suatu saat Syais bin Qais berjalan dan melewati beberapa orang dari suku Aus dan Khazraj yang sedang berkumpul dan berbincang-bincang.
Syais bin Qais menjadi meradang karena melihat kerukunan dan keakraban di antara mereka karena Islam. Padahal semasa jahiliyah suku Aus dan Khazraj adalah suku yang selalu bermusuhan dan tak pernah akur.
Akhirnya Syais bin Qais menyuruh seorang pemuda Yahudi untuk duduk bersama orang-orang tersebut, “hampirilah orang-orang itu dan duduklah bersama mereka. Kemudian ungkitlah kembali perang Bua’ats yang pernah mereka alami. Lantunkan juga syair-syair yang pernah mereka ucapkan kala itu.”
Pemuda Yahudi tersebut melakukan apa yang diperintahkan Syais bin Qais, akibatnya mereka saling berdebat dan saling membanggakan kaumnya masing-masing. Bangkitlah dua orang di antara mereka dan beradu mulut dengan sengit, hingga akhirnya kedua belah pihak (Aus dan Khazraj) mulai terpancing dan mulai menghunuskan senjatanya masing-masing.
Rasulullah yang mendengar kejadian ini segera beranjak pergi menemui mereka bersama beberapa shahabat. “Allah, Allah ! apakah masih ada seruan-seruan jahiliyah padahal aku ada di tengah-tengah kalian, setelah Allah menunjukkan hidayah kepada kalian untuk memeluk Islam, memuliakan kalian, menyelamatkan kalian dari kekufuran dan menyatukan hati kalian dengan Islam?” Seru Rasulullah kepada orang-orang tersebut.
Mendengar seruan Rasulullah tersebut, mereka segera sadar bahwa ini adalah tipu daya dan bisikan setan. Akhirnya orang-orang Aus dan Khazraj saling berpelukan dan meninggalkan tempat tersebut bersama Rasulullah.
Perang Bani Qainuqa
Bani Qainuqa adalah kelompok Yahudi Madinah yang pertama melanggar perjanjian damai dengan Rasulullah. Bani Qainuqa mempunyai keahlian sebagai pandai besi, termasuk membuat senjata, mereka mempunyai pasukan terlatih berjumlah sekitar tujuh ratus orang. Karena itu mereka tidak segan untuk mengejek dan mengganggu kaum Muslim secara terang-terangan.
Rasulullah pernah mengingatkan mereka akan perjanjian damai dalam Piagam Madinah, tetapi mereka masih saja bersikap sombong bahkan menyepelekan kemenangan kaum Muslim di Perang Badar. Mereka berkata, “Wahai Muhammad, janganlah engkau terpedaya dengan dirimu sendiri karena berhasil membunuh beberapa orang dari kaum Quraisy.
Mereka itu orang-orang yang bodoh yang tidak tahu cara berperang. Jika engkau berperang melawan kami, tentulah engkau akan tahu kamilah lawan yang sepadan, engkau belum tentu pernah berperang dengan orang-orang seperti kami.”
Mendengar jawaban seperti itu Rasulullah tetap bersabar, dan berusaha mematuhi perjanjian damai yang telah disepakati. Melihat kesabaran Rasulullah, Bani Qainuqa malah semakin berani dan lancang. Puncaknya adalah peristiwa yang terjadi di pasar Bani Qainuqa, ketika itu seorang Yahudi mengganggu seorang wanita Muslimah hingga terbuka auratnya. Wanita itu menjerit dan seorang lelaki Muslim datang menolong dan membunuh Yahudi pengganggu itu. Akhirnya, lelaki itu ditangkap lalu dihabisi beramai-ramai oleh orang Yahudi.
Karena peristiwa itu, Rasulullah mengerahkan pasukan untuk mengepung perkampungan Bani Qainuqa. Kaum Yahudi itu cukup kokoh bertahan di bentengnya karena persediaan makanan mereka juga melimpah. Setelah lima belas hari pengepungan, Allah menyusupkan rasa takut dan akhirnya mereka menyerah.
Ketika Rasulullah akan memutuskan hukuman bagi Bani Qainuqa, seorang tokoh munafik, Abdullah bin Ubay memaksa Rasulullah untuk meringankan hukuman bagi pengkhianat perjanjian, bahkan kalau memungkinkan memaafkan Bani Qainuqa. Rasulullah akhirnya hanya melakukan pengusiran kaum Yahudi Bani Qainuqa dari Madinah. Dalam sejarah, peristiwa ini dikenal dengan Perang Bani Qainuqa.
Pingback: Kabar Kekalahan Kaum Musyrikin - arrisalah
Pingback: Gejolak Madinah Perang Dzi Amar - arrisalah
Pingback: Benih Perang Uhud - arrisalah