Mengakui Dosa Dan Memohon Ampunan
Doa dan permohonan merupakan tema penting dalam kehidupan manusia, dengan berdoa maka manusia menampakkan kefakirannya dan merasa butuh kepada Rabbnya. Allah ta’ala merahmati hambaNya yang berdoa dan memurkai hambanya yang sombong tidak merasa butuh kepada Rabnya sehingga tidak meminta kepadaNya.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[berdoa kepadaKu] akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”. (Qs. Al Mukmin: 60)
Ketika Nabi Adam tinggal disurga, Allah melarangnya untuk mendekati pohon, Allah berfirman :
Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al Baqarah: 35)
“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk Menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka Yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Rabb kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi Malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Dan Dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah Termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua,”
Maka syaitan membujuk keduanya dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai pohon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Rabb mereka menyeru mereka: “Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan aku telah katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS. Al A’raf: 20-22)
Maka Nabi Adam dan Hawa berdoa :
قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Keduanya berkata: “Ya Rabb Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 23)
Karena Nabi Adam dan Hawa berdoa kepada RabNya maka mendapatkan rahmat Allah Ta’ala, dan sebaliknya karena Iblis sombong maka mendapat murkaNYa. Adam mendapatkan kebahagiaan karena lima hal; mengakui dosanya; menyesal; mencela dirinya; segera bertaubat; dan tidak berputus asa akan rahmat Allah.
Adapun Iblis, ia sengsara dan celaka karena lima hal; karena tidak mau mengakui dosanya; tidak menyesal; tidak mencela dirinya namun malah berkata, “karena Engkau telah menyesatkanku”(QS. al a’raf: 16); tidak bertaubat; dan berputus asa dari rahmatNya.
Agar selalu mendapat rahmatNya, maka akuilah dosa dosa kita, dan mohonkanlah ampun kepadaNya. Bila kita perhatikan doa Nabi Adam, maka ada 4 tawasul yang dilakukannya.
Pertama, dengan rububiyah Allah, yaitu ketika mengucap, “Rabbana..” Engkaulah yang menciptakan kami, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan kami
Kedua, dengan keadaan diri yang berbuat zhalim, yaitu ketika berkata, “zhalamna angfusana..” kami mengakui kesalahan yang kami perbuat, kami mengakui berbagai kemikmatan yang telah engkau berikan dan kami mengakui kezhaliman diri kami.
Ketiga, dengan menguasakan dan menyandarkan setiap perkara kepada Allah, yaitu dengan berkata, “wa in lam tahgfir lana wa tarhamna..” Engkaulah yang kami butuhkan, kami bersandar kepadaMu, dan kami meminta kepadaMu, setiap perkara ada ditanganMu, Engkaulah yang berkehandak, berkehendak untuk mengampuni dosa dosa atau berkehendak untuk tidak mengampuninya.
Ke empat, kembali bertawasul dengan keadaan diri, “lanakunanna minal khasirin..” bila tidak mendapatkan ampunan dan rahmatMu, maka tentunya kami pasti termasuk orang yang merugi, celaka dan binasa.
Mengakui dosa dan memohon ampunan juga merupakan doa yang dipanjatkan oleh Nabi Musa dan Nabi Yunus.
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Musa mendoa: “Ya Rabbku, Sesungguhnya aku telah Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Qashash: 16)
BACA JUGA : Doa Menjauh Dari Kemungkaran
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al Anbiya: 87)
Doa para nabi merupakan doa terbaik yang bisa dicontoh oleh manusia, bila seorang Nabi saja mengakui kezhaliman dirinya maka kita lebih pantas untuk mengakui dosa dosa dan kezhaliman yang kita lakukan. Dengan mengakui kesalahan dan memohon ampun kepadaNya, semoga kita semua mendapat rahmatNya. amin
Pingback: Doa Terbaik Dikala Mengunjungi Yang Sakit - arrisalah
Pingback: Berdoa Setelah Dahaga Sirna - arrisalah
Pingback: Pandai-pandailah Merasa Berdosa - arrisalah