Istighatsah Sesuai Sunnah ?
Pertanyaan :
Di desa saya sering diadakan acara istighatsah, pertanyaan saya apakah istighatsah merupakan sunnah dari Rasulullah dan bagaimana bacaan istighatsah itu?
Jawaban :
Bismillah, walhamdulillah wasshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah wa ba’du.
Istighatsah bermakna thalabul ghauuts, yaitu meminta (bantuan) untuk diselamatkan dari kesulitan, bencana dan musibah.
Istighatsah ada yang diperbolehkan ada yang tidak. Istighatsah kepada Allah merupakan ibadah yang agung dan mulia. Allah berfiman mengisahkan Rasulullah ketika di Badar beristighatsah kepada Allah,
“(Ingatlah), ketika kamu beristigatsah kepada Rabbmu, lalu diperkenankanNya bagimu, ‘Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang bertutut-turut.’” (QS. Al-Anfal: 9)
Meminta bantuan kepada manusia (yang dalam bahasa arab berarti istghatsah) diperbolehkan selama yang dimintai bantuan itu masih hidup, ada dihadapnnya, mendengar dan mampu memberikan apa yang diminta.
Contohnya seseorang hampir tenggelam kemudian meminta bantuan kepada seseorang yang dilihatnya, tapi ternyata orang tersebut tidak bisa berenang dan tidak mampu menolongnya. Sehingga orang tadi mencari orang lain yang bisa berenang untuk menolong orang yang hampir tenggelam tersebut.
Dalilnya adalah firman Allah ta’ala :
“Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaumnya Fir´aun). (Fastaghaatsahu) Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: “Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).” (QS. Al Qashah: 15)
Istighatsah Yang Tidak Boleh
Adapun meminta bantuan (istighatsah) kepada orang yang sudah meninggal, misalnya Nabi, wali Allah yang sudah meninggal dan orang shaleh yang sudah meninggal maka ini adalah kesyirikan. Baik yang diminta adalah sesuatu yang mampu mereka berikan ketika masih hidup, ataupun permintaan yang memang mereka tidak mampu memberikan (yang mampu memberikan hanya Allah, misalnya minta keturunan, minta hidayah, minta diampuni, minta disembuhkan dan yang semisalnya), maka ini semua adalah bentuk kesyirikan dan istighatsah yang tidak diperbolehkan.
Baca juga : Jual Beli Makanan Kaleng Untuk Hewan
Dalilnya firman Allah tentang orang meninggal yang diseru, “Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu…” (QS. Fathir: 14)
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyeru (berdoa pada) sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?” Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.” (QS. Al Ahqaf: 5-6).
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An Naml: 62).
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Jika selain Allah tidak bisa mengabulkan doa hingga hari kiamat, bagaimana mungkin engkau menjadikan selain Allah sebagai tempat untuk berisitghotsah?”
Abu Yazid al-Bashthami berkata, “Istighatsah seorang makhluk kepada makhluk adalah seperti istighatsahnya orang yang tenggelam kepada orang yang tenggelam juga.” Yang semisal dengannya, perkataan Abu Abdillah al-Qurasyi, “Istighatsah seorang makhluk kepada makhluk adalah seperti istighatsahnya seorang tahanan penjara kepada tahanan yang lain.”
Cara Istighatsah
Mengangkat tangan setinggi tingginya sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah ketika di Badar, kemudian berdoa sesuai dengan apa yang dipintanya. Memanggil dan menyebut asma Allah kemudian mengadukan kesulitan yang dialamainya dan meminta untuk dikeluarkan dari kesulitan tersebut.
Tidak ada cara khusus dan urutan bacaan khusus dalam beristighatsah kecuali doa pagi dan petang yang diajarkan Rasulullah kepada putrinya Fathimah d yang didalamnya terdapat kata astaghitsu :
Ya Hayyu Ya Qoyyum birahmatika astaghitsu, ashlihli sya’ni kullahu walaa takilni ila nafsi thorfata ainin (Wahai dzat yang Maha Hidup dan Maha Memelihara, dengan Rahmat-Mu (astaghitsu) aku memohon (kepadaMu), perbaikilah segala urusanku dan janganlah Engkau serahkan segala urusanku itu kepadaku meskipun hanya sekejap mata.” (HR. Nasa’i dan Hakim dari Anas bin Malik).
Wallahua’lam bis shawab.