Dua Materi Kebaikan
Allah menjadikan qalbu manusia memiliki kehidupan dan cahaya; dua substansi utama yang menjadi penentu baik dan buruknya seorang hamba. Pada kebalikannya, qalbu bisa juga mengalami kematian dan gulita. Dan di antara keduanya terbentang jenjang bertingkat yang mencerminkan ‘maqam’ para hamba. Di situlah nilai hamba berbeda-beda seiring perbedaan kualitas qalbu mereka.
Pada kehidupan qalbu-lah, kekuatan hakiki seorang hamba berada. Energi luar biasa yang mengantarkannya kepada keluhuran budi dan keutamaan akhlak. Sumber daya utama kehidupan dari penerimaan akan Allah sebagai Rabb dan Ilah dalam hidupnya. Yang membuatnya percaya akan hari nanti, di mana dirinya bersiap untuk menghadapi.
Kekuatan besar yang memberinya kemampuan untuk melihat dan mendengar, bersyukur dan bersabar, memilih dan sadar, berani dan bercita-cita besar, memiliki rasa malu dan harga diri, bahkan serta berbagai kemuliaan bernilai tinggi. Termasuk ‘selera’ akan kebaikan dan keburukan. Hal yang membuatnya ‘berbeda’ dalam memberi kontribusi kebaikan dan perbaikan dalam kehidupan. Alih-alih memberi saham keburukan dan menyebabkan kerusakan.
Allah berfirman, “Dan apakah orang yang mati [hatinya] kemudian Kami hidupkan dia, dan Kami berikan kepadanya cahaya terang, yang dengannya dia berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya?”
Kualitas masing-masing akhlak ini akan mengikuti kualitas kehidupan qalbu seorang hamba. Pada kuat dan lemahnya, pada sehat dan sakitnya. Sebab dalam cakupan kata ‘hidup’, sakit dan lemah termasuk di dalamnya. Yang tentu akan berbeda dengan hidup yang sehat dan kuat. Pada kualitas energi yang dimunculkan, juga aksi yang dilakukan, hingga dampak yang ditimbulkan.
Sedang cahaya qalbu akan menyinari kehidupan hamba menjadi terang benderang. Hal yang akan memampukannya melihat persoalan pada detil yang seringkali membingungkan, atau pada lahiriah indah yang penuh kepalsuan. Sebab cahaya akan menyingkap sekat dan menampakkan hakikat, membuang tabir dan menyodorkan yang zhahir hingga semua hal terkuak sebagaimana seharusnya ia terlihat. Tiada lagi tipuan dunia penuh fatamorgana, tersibak sudah keindahan setaniah yang melalaikan, dan terlacaklah kebusukan hawa nafsu para pendosa.
Gabungan dari energi kebaikan yang melimpah serta kejelasan langkah dan arah yang akan ditempuhi, membuat hamba beriman melakukan perubahan signifikan dalam hidupnya. Berjalan di muka bumi menebarkan kebajikan dan menggawangi konsep amar ma’ruf nahi munkar agar senantiasa berlaku di atas bumi. Menegaskan fungsi kekhalifahan dan penghambaan kepada Sang Pencipta alam. Agar hidup tak sekedar nampang lewat dan pernah ada. Sebab, hidup adalah pertaruhan pilihan iman.
Pingback: Hanya Satu Formula - arrisalah